Wednesday, August 24, 2016

PENYAKIT BRONKITIS

BRONKITIS
Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Penyebab
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
  • Sinusitis kronis
  • Bronkiektasis
  • Alergi
  • Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
  • Berbagai jenis debu
  • Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin
  • Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
  • Tembakau dan rokok lainnya.
·         Pemicu bronkitis yang paling utama adalah kebiasaan merokok. Orang yang merokok atau tinggal dengan perokok aktif lebih berisiko terkena bronkitis.
·         Bronkitis juga bisa dipicu oleh lingkungan kerja yang tidak sehat. Kondisi ini lebih sering disebut sebagai bronkitis okupasi. Istilah bronkitis okupasi dipakai ketika penderita mengalami bronkitis akibat unsur iritasi di tempat kerja seperti serat kain, amonia, serpihan debu dan klorin.
·         Selain itu, penyakit asam lambung parah juga bisa mengakibatkan iritasi pada tenggorokan dan membuat Anda rentan terhadap bronkitis.


.                           PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Bronkitis Temuan utama pada bronkitis adalah hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang dan oedema pada mukosa sel bronkus. Pembentukan mukosa yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Produksi mukus yang terus menerus mengakibatkan melemahnya aktifitas silia dan faktor fagositosis dan melemahkan mekanisme pertahanannya sendiri. Faktor etiologi utama adalah virus dan zat polutan. Pada penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya mungkin terjadi perubahan paru yang menetap yang mengakibatkan episema dan bronkhietaksis

GejalaGejala utama dari bronkitis adalah batuk kering. Tetapi ada juga kemungkinan batuk akan mengeluarkan lendir kental berwarna kuning keabu-abuan, walau ini tidak selalu terjadi. Batuk mungkin akan bertahan selama beberapa minggu setelah gejala lainnya menghilang. Batuk yang berkelanjutan bisa membuat dada dan otot perut terasa sakit.

Gejala bronkitis lainnya adalah:
  • Sesak napas
  • Tenggorokan sakit
  • Sedikit demam dan menggigil
  • Sakit kepala
  • Hidung dan sinus yang tersumbat
  • Badan terasa nyeri
Gejala ini mungkin tidak parah dan Anda mungkin tidak perlu menemui dokter, tapi gejala bronkitis mirip dengan pneumonia. Sangat penting untuk memerhatikan perubahan pada gejala yang dialami.

Bronkitis Jangka Panjang atau Kronis

Gejala bronkitis kronis biasanya memburuk pada saat cuaca menjadi lebih dingin atau kering. Umumnya penderita bronkitis kronis mengalami dua kali serangan bronkitis yang parah dalam setahun. Jika Anda menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), Anda akan lebih kehabisan napas saat berolahraga atau beraktivitas. Berikut ini adalah gejala yang biasanya muncul pada bronkitis kronis atau akut:
  • Batuk.
  • Produksi mukosa atau lendir berwarna kuning keabu-abuan, dan bisa tercampur darah.
  • Kelelahan.
  • Sesak napas.
  • Dada terasa tidak nyaman.
  • Demam (biasanya ringan)
  • Terasa sakit pada sendi-sendi
  •  
Bronkitis kronis ditandai dengan batuk produktif yang bertahan setidaknya tiga bulan dan akan muncul kembali setidaknya selama dua tahun berturut-turut.
.      Bronchitis Kronis
Keluhan dan gejala-gejala klinis Bronkitis kronis adalah sebagai berikut: 
a.       Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah yang banyak. Dahak makin banyak dan berwarna kekuningan (purulen) pada serangan akut (eksaserbasi). Kadang dapat dijumpai batuk darah.
b.      Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin berat) saat beraktifitas.
c.       Adakalanya terdengar suara mengi (ngik-ngik).
d.      pada pemeriksaan dengan stetoskop (auskultasi) terdengar suara krok-krok terutama saat inspirasi (menarik napas) yang menggambarkan adanya dahak di saluran napas.
e.       Bronkhitis kronis tidak selalu memperlihatkan gejala, dan baru terasa setelah usia setengah baya, yaitu adanya penurunan stamina, dan sering batuk-batuk. Keadaan tersebut akan semakin parah sejalan dengan bertambahnya usia dan perkembangan penyakit, sehingga menyebabkan kesukaran bernafas, kurangnya oksigen dalam darah dan kelainan fungsi paru-paru.
Gejala umum berupa:
  • batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
  • sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
  • sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
  • bengek
  • lelah
  • pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
  • wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
  • pipi tampak kemerahan
  • sakit kepala
  • gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
Sesak napas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi napas mengi, terutama setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia.
Diagnosis
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi pernapasan yang abnormal.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
  • Tes fungsi paru-paru
  • Gas darah arteri
  • Rontgen dada.
Pengobatan
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.

Bronkitis akut adalah peradangan sering menular tiba-tiba tabung bronkial, yang merupakan paru-paru 'luftlednings sistem'. Beberapa hal yang dapat menyebabkan kondisi iritasi ini. Modus berarti untuk membentuk lebih banyak lendir dan mukosa meningkat, sehingga udara akan memiliki lebih sedikit ruang untuk menyampaikan. Satu juga dapat memperoleh batuk karena jaringan yang teriritasi.

Terjadinya Pneumonia

Komplikasi
Sekitar 5% orang yang mengidap bronkitis menderita infeksi sekunder di dalam salah satu atau kedua paru-paru. Infeksi ini terutama menyerang kantong-kantong udara yang dikenal sebagai alveoli. Infeksi ini juga disebut sebagai pneumonia. Risiko orang menderita pneumonia akan meningkat jika:
  • Kian berusia tua.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Menderita penyakit lain seperti pada jantung, atau ginjal.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.


.            KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain :
a.         Bronchitis kronik
b.        Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering mengalami infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang baik.
c.         Pleuritis. Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya pneumonia. Umumnya pleuritis sicca pada daerah yang terkena.
d.        Efusi pleura atau empisema
e.         Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian.
f.         Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena ( arteri pulmonalis ) , cabang arteri ( arteri bronchialis ) atau anastomisis pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan beah gawat darurat.
g.        Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
h.        Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan.
i.          Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis yang berat dan luas
j.          Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinurea
      PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Analisa Gas Darah menunjukkan adanya hipoksia dan hiperkapnia
2.      Foto thorax tampak adanya konsolidasi di bidang paru menunjukkan terjadinya penurunan kapasitas paru.
3.      Laboratorium Hematrokrit dan Hb meningkat.
4.      Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
a.       Tes fungsi paru-paru
b.      Gas darah arteri
c.       Rontgen dada
d.      Pemeriksaan sputum (menunjukkan adanya mikroorganisme patogen seperti spesies Streptococcus)

PENATALAKSANAAN  :
1.      Bronchitis Akut
Pada pemeriksaan menggunakan stetoskop (auskultasi), terdengar ronki, wheezing dengan berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik) dan krepitasi (suara kretek-kretek dengan menggunakan stetoskop). Adapun pemeriksaan dahak maupun rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain.
Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan). Obat-obat yang lazim digunakan, yakni:
a.       Antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli berpendapat bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak, maka antitusif dihentikan.
b.      Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya: GG (glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.
c.       Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya., digunakan jika penderita demam.
d.      Bronkodilator (melongarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis. Selain itu, penderita hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator yang mungkin dialami oleh penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata mengalami efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis lain.
e.       Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman berdasarkan pemeriksaan dokter.
2.      Bronchitis Kronis
Penatalaksanaan Bronkitis kronis dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah timbulnya penyulit, meliputi:
a.       Edukasi, yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk mengenali gejala dan faktor-faktor pencetus kekambuhan Bronkitis kronis.
b.      Sedapat mungkin menghindari paparan faktor-faktor pencetus.
c.       Rehabilitasi medik untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan dan mencegah kekambuhan, diantaranya dengan olah raga sesyuai usia dan kemampuan, istirahat dalam jumlah yang cukup, makan makanan bergizi.
d.      Oksigenasi (terapi oksigen)
e.       Obat-obat bronkodilator dan mukolitik agar dahak mudah dikeluarkan.
f.       Antibiotika. Digunakan manakala penderita Bronkitis kronis mengalami eksaserbasi oleh infeksi kuman ( H. influenzae, S. pneumoniae, M. catarrhalis). Pemilihan jenis antibiotika (pilihan pertama, kedua dan seterusnya) dilakukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
PENCEGAHAN
Timbulnya bronchitis sebenarnya dapat dicegah, kecuali dalam bentuk congenital tidak dapat dicegah. Menurut beberapa literature untuk mencegah terjadinya bronchitis ada beberapa cara :

Pengobatan dengan antibiotic atau cara-cara lain secara tepat terhadap semua bentuk pneumonia yang timbul pada anak akan dapat mencegah ( mengurangi ) timbulnya bronchitis.

0 komentar:

Post a Comment