Tuesday, September 6, 2016

TRANSFUSI DARAH (TUTORIAL KEDOKTERAN)

                                 TRANSFUSI DARAH 

PENDAHULUAN
   **Immunohematologi adalah bidang ilmu yang merupakan  interseksi antara hematologi dan      imunologi. Imunohematologi dapat dibagi 2 yaitu:
       Terkait: serologi transfusi, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, graft versus host disease, imunomodulasi dan petanda genetik darah
       Tidak terkait: autoimunitas, anemia hemolitik akibat obat, dan anemia hemolitik yang diinduksi neuraminidase.
**Konservasi darah adalah teknik atau usaha untuk mengurangi kebutuhan transfusi darah. Secara luas, imunohematologi juga mencakup imunologi transplantasi jaringan maupun organ.

RESIKO TRANSFUSI DARAH
Reaksi transfusi yang tidak diharapkan ditemukan pada 6,6% resipien, dimana sebagian besar (55%) berupa demam.  Gejala  lain adalah menggigil tanpa demam sebanyak 14%, reaksi alergi (terutama urtikaria) 20%, hepatitis serum positif 6%, reaksi hemolitik 4%, dan overload sirkulasi 1%.  
1.       DEMAM
Peningkatan suhu disebabkan oleh antibodi leukosit, antibodi trombosit atau senyawa pirogen. Pemberian prednison 50 mg atau lebih sehari atau 50 mg kortison oral setiap 6 jam selama 48 jam sebelum transfusi atau aspirin 1 g saat mulai menggigil atau 1 jam sebelum transfusi, dilaporkan dapat mencegah demam akibat transfusi.

2.        REAKSI ALERGI
Renjatan anafilaktif terjadi 1 pada 20.000 transfusi. Reaksi alergi ringan yang menyerupai uertikaria timbul pada 3% transfusi. Rekasi amafilaktif yang berat terjadi akibat interaksi antara IgA pada darah donor dengan anti IgA spesifik pada plasma resipien

3.       REAKSI HEMOLITIK
Reaksi ini terjadi karena destruksi sel darah merah setelah transfusi akibat darah yang inkompatibel. Reaksi hemolitik juga dapat terjadi akibat transfusi eritrosit yang rusak akibat paparan dekstrose 5%, transfusi dengan pemanasan lebih, transfusi darah beku, transfusi dengan darah yang terinfeksi, transfusi darah dengan tekanan tinggi.

4.       PENULARAN PENYAKIT
Selain masalah reaksi antigen-antibodi, maka transfusi yang mana juga harus memperhatikan kemungkinan penularan penyakit yang dapat menular melalui darah,seperti HIV, hepatitis B dan C dan virus lainnya. Bakteri juga dapat mengkontaminasi erotrosit dan trombosit sehingga dapat menyebabkan infeksi dan terjadinya sepsis setelah transfusi.

5.       KONTAMINASI
Bakteri yang mengkontaminasi trombosit yang menyebabkan kematian adalah:
Staphylococcus aureus, klabisella pneumoniae, serratia mercescens ,Staphylococcus epidermidis.

6.       CEDERA PARU AKUT
Resiko transfusi yang lain adalah cedera paru akut yang berhubungan dengan transfusi (transfusion related acute lung injury-TRALI). Kondisi ini berupa manifestasi klinik yang berupa hipoksemia akut dan edema pulmuner bilateral yang terjadi 6 jam setelah transfusi.

INDIKASI TRANSFUSI
       Kadar Hb 8,0gr/dl adalah ambang batas  transfusi untuk pasien yang dioperasi yang tidak memiliki faktor risiko iskemia, sementara untuk pasien dengan resiko iskemia, ambang btasnya dapat dinaikkan menjadi 10 gr/dl.

**Antigen aritrosit adalah protein atau lipoprotein yang terinkorporasi pada lapisan lipid pada membran eritrosit. Pembentukan antigen tersebut dikode oleh gen-gen tertentu yang terdapat pada lokus spesifik pada DNA.

**Antibodi terbentuk sebagai respons adanya antigen. Antiboid dapat terbentuk sebagai reaksi imunitas tubuh terhadap adanya antigen asing atau secara natural memang ada karena stimulasi dari antigen endogen yang normal, misalnya anti-A, anti-B

GOLONGAN DARAH
Sistem golongan darah yang diperiksa dalam pelaksanaan transfusi darah secara rutin adalah sistem ABO dan RHESUS yang cara penggolongannya secara praktis dapat dilihat pada tabel berikut:

**PENGGOLONGAN DARAH BERDASARKAN SISTEM ABO :

Golongan darah
ANTIGEN
ANTIBODI
A
A
Anti B
B
B
Anti A
AB
A dan B
Tidak Ada
O
Tidak ada
AntiA,antiB, anti A,B



**PENNGOLONGAN DARAH BERDASARKAN RESUS :

Anti Rh 0 (D) 
Kontrol Rh
Tipe Rh
Positif
Negatif
D+
Negatif
Negatif
D- (d) 
Positif
Positif
Harusdiperiksa atau diperiksa denganRh0(D)


**DONASI DARAH :
       Seleksi darah
       Imunisasi dan vaksinasi
       Malaria

**PENGAMBILAN DAN PENGUMPULAN DARAH
       Informasi untuk donor
       Reaksi selama dan sesudah donasi
       Uji terhadap darah  donor

**TEKHNIK PENGAMBILAN DARAH
       Hemaferesis
       Plasmaferesis
       Sitaferesis
       Plateleferesis/trombaferesis
       Transfusi autologus

       Uji cocok-silang 

0 komentar:

Post a Comment