Saturday, September 3, 2016

KANKER LARING (TENGGOROKAN)


KANKER LARING (TENGGOROKAN)


       Carcinoma laring adalah keganasan pada laring.
       Kanker Laring (pita suara) adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan.
        Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trachea
       Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara.
       Penyakit Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan.
        Kanker di laring hampir selalu merupakan karsinoma sel skuamosa. Ia kanker yang biasa terjadi pada perokok. Di Amerika Serikat setiap tahun dilaporkan adanya 10.000 kasus baru.kanker laring bukan satu, tetapi merupakan beberapa penyakit, tergantung atas lokasinya.
       Kanker pita suara sejati, berbeda dengan karsinoma supraglotis dan subglotis, biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada suara. Bila kanker pita suara terdiagnosis dini, maka dapat dicapai angka penyembuhan 98% dengan operasi singkat, tanpa keperluan trakeostomi permanen atau kehilangan suara.
       Sebaliknya pada kasus lanjut, mungkin memerlukan terapi yang lama, kehilangan laring dan kadang-kadang reseksi bedah yang mencakup faring atau laher. Kanker supraglotis mula-mula timbul sebagai kesulitan menelan; serak merupakan tanda lanjut. Kanker subglotis dapat mengobstruksi saluran pernapasan sebelum menyebabkan serak. Karsinoma epitel di tempat manapun di laring dapat berulserasi, dan ulkus ini dapat terinfeksi yang menyebabkan nyeri. Serak dan sakit tenggorokan tidak boleh disebut sebagai laryngitis hanya karena ia berespon dengan antibiotika.
       Sebaliknya pada kasus lanjut, mungkin memerlukan terapi yang lama, kehilangan laring dan kadang-kadang reseksi bedah yang mencakup faring atau laher.
        Kanker supraglotis mula-mula timbul sebagai kesulitan menelan; serak merupakan tanda lanjut.
       Kanker subglotis dapat mengobstruksi saluran pernapasan sebelum menyebabkan serak.
       Karsinoma epitel di tempat manapun di laring dapat berulserasi, dan ulkus ini dapat terinfeksi yang menyebabkan nyeri.
       Serak dan sakit tenggorokan tidak boleh disebut sebagai laryngitis hanya karena ia berespon dengan antibiotika.
       Pada orang dewasa perokok, serak yang menetap lebih dari 6 minggu harus dianggap kanker pita suara, sampai terbukti lain.
        Kanker kecil tampak sama seperti leukoplakia. Kanker yang agak besar tampak seperti laryngitis kronika, leukoplakia dan fiksasi pita suara.
       Kanker yang sangat besar jelas tampak sebagai kanker, ia berulserasi, fungasi dan menginyasi struktur sekitarnya.
       Metastasis ke leher dari kanker pita suara dini jarang terjadi. Tetapi kanker yang cukup besar untuk memfikasi pita suara menyebar ke nodus limfatikus sevikalis pada sejumlah besar kasus.
Laring terdiri atas :
  1. Epiglotis: ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
  2. Glotis: ostium antara pita suara dan laring
  3. Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari kartilago membentuk jakun (Adam’s apple)
  4. Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak dibawah kartilago roid)
  5. Kartilago critenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
  6. Pita suara: ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot yang menghasilkan bunyi suara, pita suara melekat pada lumen laring.
Etiologi CA laring:
  1. Tidak diketahui secara pasti
  2. Berhubungan dengan karsinogen: tembakau, alcohol, polusi industri
  3. Laringitis kronis
  4. Penggunaan suara berlebihan herediter
  5. Herediter
  6. Laki-laki lebih banyak dari pada wanita
  7. 50-70 tahun
  8. squamous cell carsinoma
Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
       Faktor keturunan
                Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.
       Faktor Lingkungan
1.       Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.
2.       Sinar Ultraviolet dari matahari.
3.       Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti Leukemia.
       Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
  1. Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah :
  2. Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.
  3. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan.
  4. Zat pewarna makanan.
  5. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.
  6. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
  7. Infeksi
    1. Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.
    2. Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.
    3. Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.
  8. Faktor perilaku
    1. Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
    2. Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti pasangan.
       Gangguan keseimbangan hormonal
  1. . Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan.
  2.  Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria
       Faktor kejiwaan, emosional
  1. Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh.
  2.  Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
       Virus
  1. Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :
  2. Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
  3. Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
  4. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
  5. Virus Epstein – Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
  6. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya      Radikal bebas
    1. Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber – sumber radikal bebas yaitu
    2. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme
    3. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari
    4. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun biologis.
       Gejala-gejala yang Timbul
  1. Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak.
  2. Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri.
  3. Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan.
  4.  Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.
       Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
  1. nyeri tenggorokan,nyeri leher,Batuk
  2. batuk darah.
  3. bunyi pernafasan yang abnormal.
  4. Serak yang menetap
  5. Bengkak/benjolan ditenggorokan
  6. Disfagia
  7. Nyeri ketika bicara
  8. Rasa terbakar di tenggorokan saat menelan cairan panas
  9. Dyspnea, lemah
  10. Berat Badan menurun
  11. Pembesaran kelenjar limfe
  12. Nafas bau
       Pencegahan yang dapat dilakukan terhadap penyakit kanker laring (pita suara) cukup sederhana yaitu untuk para pengkonsumsi rokok dan alkohol cukup dengan cara mengurangi dan untuk yang tidak mengkonsumsi rokok dan alkohol hindari rokok dan alkohol.

       Health Promotion
  1. Pemberian makanan bergizi (sehat seimbang)
  2. Penyediaan sanitasi
       Specific Protection
  1. Imunisasi Spesifik
  2. Menghindari terhadap zat-zat alergen
  3. Pemberian makanan khusus
  4. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik
       Early Diagnosis dan Promt Treatment
  1. Upaya penemuan khusus
  2. Survey kesehatan
  3. Minitoring dan survailans epidemologis
  4. Sreening survey
  5. Pemeriksaan general chek-up
       Disability Limitation
  1. Pengobatan
  2. Pemberian multi vitamin
       Rehabilitation
  1. Fisioterapi
  2. Kemoterapi
  3. Psikoterapi
  4. Sosial terapi
  5. Rehabilitasi Asthetis
  6. Vocational terapi
       Pengobatan
  1. Pengobatan tergantung kepada lokasi kanker di dalam laring.
    Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran.
  2.  Jika menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa mempertahankan suara yang normal.
  3.  Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring (laringektomi total atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran.
Pengangkatan seluruh pita suara menyebabkan penderita tidak memiliki suara. Suara yang baru dibuat dengan salah satu dari cara berikut:
  1. Esophageal speech, penderita diajari untuk membawa udara ke dalam kerongkongan ketika bernafas dan secara perlahan menghembuskannya untuk menghasilkan suara.
  2. Fistula trakeoesofageal, merupakan katup satu arah yang dimasukkan diantara trakea dan kerongkongan. Katup ini mendorong udara ke dalam kerongkongan ketika penderita bernafas, sehingga menghasilkan suara. Jika katup mengalami kelainan fungsi, cairan dan makanan bisa secara tidak sengaja masuk ke dalam trakea.
Elektrolaring adalah suatu alat yang bertindak sebagai sumber suara dan dipasang di leher.
       Kanker pita suara yang kecil dapat diterapi dengan pembuangan transoral melalui laringoskop.
       Kanker yang terlalu besar untuk pendekatan ini tetapi belum cukup luas memfikasi pita suara, dapat diterapi dengan laringektomi parsial atau terapi radiasi.
       Terapi kanker yang cukup besar untuk memfikasi pita suara (kanker T3) masih controversial dan harus secara tersendiri sesuai dengan kasusnya.
       Beberapa pusat medis mula-mula mencoba dengan radiasi dan melakukan laringektomi pada pasien yang gagal disembuhkan (lebih dari 60%).
       Hal ini berarti bahwa sebagian besar pasien terapi 2 kali, pembedahannya sulit dan penyembuhan luka berlangsung lambat, tetapi sebagian laring dapat diselamatkan.
        Tak pelak lagi, rencana dan kualitas terapi radiasi serta kualitas pemeriksaan ulang, pengalaman ahli bedah sangat mempengaruhi hasilnya.
       Para medis lainnya termasuk yang kami lakukan, melakukan laringektomi primer pada kanker laring T3, dengan modifikasi untuk mempertahankan fistula bicara trakeofaring, bila mungkin.
  
       Kemungkinan penyembuhan lebih tinggi, terapi ini lebih dapat ditoleransi pasien, jumlah pasien yang sama dapat mempertahankan suaranya, tetapi lebih banyak pasien yang memerlukan trakeostomi untuk penatalaksanaan.
       Pada kedua sistem tersebut, pasien yang akhirnya menjalani laringektomi cocok untuk latihan bicara lagi, dengan memakai suara esophagus.
       Tanpa laring, pasien perlu bernafas melalui trakeostomi permanen, karena tidak ada lagi hubungan sfingter antara saluran pernapasan dan saluran makanan.
        Pada kasus kanker laring yang telah bermetastasis ke nodus limfatikus servikalis (atau terdapat risiko tinggi metastasis mikroskopis) dilakukan terapi tambahan.

       Biasanya berupa diseksi total noduslimfatikus di leher, bila mungkin dimodifikasi untuk melindungi nervus asesorius.

0 komentar:

Post a Comment